Hay Apa kabar sobat Ensyclopedia mudah'an saja dalam keadaan sehat ya kali ini saya akan share tentang SOLID CAPASITOR setiap vendor Motherboard selalu menyertakan spesifikasi Solid Capasitor ini tapi mungkin kalian Belum tahu betul tentang Komponen ini baiklah kini admin akan jelaskan :
Benarkah penggunaan solid capacitor berpengaruh besar terhadap performa suatu hardware?
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara solid capacitor dengan electrolytic capacitor?
Mungkin saja dua pertanyaan diatas kita sering mendengar atau bahkan kita sendiri sering bertanya-tanya, benarkah seperti itu? Mengapa vendor hardware selalu merilis dua varian hardware mereka, walaupun dengan penggunaan komponen yang hanya berbeda pada penggunaan sebagian atau seluruhnya menggunakan solid capacitor?
Berikut adalah penjelasan singkat, mengapa produsen hardware selalu merilis salah satu line-up produk mereka dengan varian “Solid capacitor” dengan harga jual jauh diatas varian sejenis yang menggunakan electrolytic capacitor biasa.
Salah satu hal yang dapat kita bedakan secara mata telanjang, hardware yang menggunakan solid capacitor adalah dengan melihat capacitor yang digunakan pada hardware tersebut. Apakah hardware tersebut menggunakan solid capacitor (baik seluruhnya ataupun sebagian). Teramat-sangat mudah untuk membedakan bentuk fisik sebuah solid capacitor dengan electrolytic capacitor biasa, berikut adalah foto dari masing-masing jenis capacitor tersebut:
Gambar disebelah kiri adalah sebuah solid capacitor yang memiliki body seluruhnya dari aluminium, sedangkan gambar disebelah kanan adalah sebuah electrolytic capacitor biasa yang hampir seluruh body nya dilapisi oleh plastik.
Secara prinsip kerja, sama saja antara solid capacitor dengan electrolytic capacitor, keduanya sama-sama menyimpan muatan arus ketika sedang tidak diperlukan dan melepaskannya begitu diperlukan. Perbedaan utama, adalah pada solid capacitor berisi sejumlah organic polymer padat, sedangkan electrolytic capacitor biasa hanya berisikan cairan electrolit yang umum digunakan pada capacitor electrolyte, oleh karena itu kedua capacitor itu diberi nama sesuai dengan apa yang ada didalamnya.
Lalu bagaimana hal ini dapat mempengaruhi performa dari capacitor itu?
• Solid capacitor diklaim memiliki masa pakai enam kali lebih lama dari electrolytic capacitor.
Untuk masa pakai, produsen solid capacitor mengklaim bahwa capacitor ini memiliki masa pakai (umur) yang jauh lebih lama dibanding dengan electrolytic capacitor biasa, terutama jika suhu capacitor saat bekerja dijaga serendah mungkin. Pada tabel dibawah ini, seiring dengan penurunan suhu saat capacitor bekerja, masa pakai capacitor itu akan bertambah lama. Pada suhu 65°C, nilai rata-rata masa pakai untuk sebuah solid capacitor adalah lebih dari enam kali lipat masa pakai electrolytic capacitor biasa. Untuk penggunaan nyata (real life operation), nilai ini masa pakai solid capacitor adalah setara dengan 23 tahun! Sementara electrolytic capacitor hanya bertahan selama 3 tahun saja. Meskipun pada kenyataanya tidak seorangpun yang menggunakan hardware mereka selama 23 tahun ataupun mengganti hardware mereka selama 23 tahun sekali, tapi penekanannya disini adalah solid capacitor memiliki keunggulan tersendiri dalam masa pakainya.
• Solid capacitor memiliki nilai ketahanan yang tinggi baik dalam frekuensi tinggi maupun pada temperatur tinggi.
Solid capacitor memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi dibanding dengan electrolytic capacitor biasa tidak hanya pada penggunaanya pada frekuensi tinggi, tapi juga ketahanannya terhadap suhu tinggi maupun terhadap arus tinggi. Untuk lebih jelasnya, pertama kita harus mengerti dulu arti dari “toleransi tinggi terhadap frekuensi tinggi”. Untuk memahaminya, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan “impedansi”. Impedansi adalah ukuran nilai tahanan suatu komponen terhadap arus yang melaluinya dan ukuran nilainya adalah ohm (Ω). Secara umumnya untuk menjelaskan apa itu impedansi adalah seberapa besar sirkuit (dalam hal ini adalah capacitor) menghambat laju arus listrik. Semakin kecil nilai impedansi, maka semakin baik. Impedansi semakin kecil juga berarti semakin kecil pula disipasi panas dari komponen tersebut.
Diagram diatas memperlihatkan bahwa solid capacitor pada dasarnya mampu untuk menjaga impedansi tetap rendah walau pada frekuensi tinggi. Karena hanya terdapat nilai impedansi yang kecil, maka solid capacitor lebih stabil dan memiliki disipasi panas yang lebih rendah dibanding dengan electrolytic capacitor.
Solid capacitor juga memiliki kapasitansi yang relatif stabil dan sedikit sekali terpengaruh oleh perubahan temperatur. Sebagaimana ditunjukkan oleh grafik berikut, walaupun berada pada temperatur ekstrim saat beroperasi, solid capacitor memiliki nilai kapasitansi yang relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan electrolytic capacitor.
Dengan kemampuannya untuk mentolelir frekuensi tinggi dan juga temperatur tinggi, solid capacitor tidak hanya memiliki masa pakai yang cukup lama, namun juga mampu untuk menjaga stabilitas dan performa yang jauh lebih baik dibanding dengan electrolytic capacitor.
• Tidak ada lagi kejadian kapasitor pecah atau bocor.
Beberapa waktu yang lalu, banyak dari kita mungkin mengalami masalah dengan electrolytic capacitor, entah itu pada motherboard, ataupun pada hardware lainnya. Pada kasus tertentu, capacitor ini mengeluarkan cairan elektrolit pada kedua kakinya, atau lebih dikenal dengan kapasitor bocor. Jelas, hal ini akan mempengaruhi performa secara signifikan, dan mungkin saja pada kasus seperti ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada hardware.
Banyak spekulasi teori yang menyatakan apa dan bagaimana hal itu bisa terjadi, apa yang menyebabkan kapasitor itu rusak. Salah satu teori yang umum kita dengar adalah akibat cairan elektrolit yang digunakan oleh produsen kapasitor untuk mengisi kapasitor tersebut yang menyebabkan hal itu terjadi. Meskipun begitu, telah banyak hal dilakukan untuk merubah komposisi kimia cairan elektrolit yang digunakan oleh pabrik namun tetap saja hal itu terjadi, bahkan kejadian ini bisa menimpa electrolytic capacitor yang berkualitas tinggi.
Ambil contoh, sebuah sistem yang berjalan selama 7 hari seminggu non-stop. Beban kerja berat yang tanpa henti dan penggunaan tanpa henti bisa menyebabkan kenaikan temperatur kapasitor, dan hal ini dapat mempercepat proses kebocoran pada electrolytic capacitor tersebut. Seperti yang disebutkan pada grafik diatas, sebuah electrolytic capacitor yang beroperasi pada suhu 85°C hanya memiliki masa pakai selama kurang lebih 8000 jam, dimana nilai ini setara dengan 11 bulan 3 hari atau kurang dari satu tahun.
Gambar diatas merupakan contoh dari electrolityc capacitor yang bocor dan pecah pada bagian bawahnya, akibat tidak sanggup untuk bertahan pada kondisi beban kerja berat dan temperatur tinggi. Karena solid capacitor tidak memiliki cairan apapun didalamnya, maka solid capacitor tidak akan mengalami kejadian bocor ataupun pecah. Dan satu hal lagi, kemampuan solid capacitor untuk beroperasi pada temperatur ekstrim dan daya tahannya terhadap beban kerja berat, membuat kapasitor ini cocok untuk digunakan pada kondisi beban kerja berat yang tanpa henti.
• Sehingga dapat disimpulkan bahwa solid capacitor memiliki:
Masa pakai yang lebih lama dibanging dengan electrolytic capacitor.
Meningkatkan stabilitas sistem.
Meningkatkan ketahanan sistem terhadap beban kerja berat tanpa henti.
Tidak ada lagi kejadian kapasitor bocor ataupun pecah.
Memiliki disipasi panas yang rendah.
Karena memiliki kelebihan dibanding electrolityc capacitor, maka hal ini akan disukai oleh para overclockers, karena secara keseluruhan akan meningkatkan kemampuan overclock suatu hardware.
Bantu like Fanspage My Ensyclopedia ya.....
Benarkah penggunaan solid capacitor berpengaruh besar terhadap performa suatu hardware?
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara solid capacitor dengan electrolytic capacitor?
Mungkin saja dua pertanyaan diatas kita sering mendengar atau bahkan kita sendiri sering bertanya-tanya, benarkah seperti itu? Mengapa vendor hardware selalu merilis dua varian hardware mereka, walaupun dengan penggunaan komponen yang hanya berbeda pada penggunaan sebagian atau seluruhnya menggunakan solid capacitor?
Berikut adalah penjelasan singkat, mengapa produsen hardware selalu merilis salah satu line-up produk mereka dengan varian “Solid capacitor” dengan harga jual jauh diatas varian sejenis yang menggunakan electrolytic capacitor biasa.
Salah satu hal yang dapat kita bedakan secara mata telanjang, hardware yang menggunakan solid capacitor adalah dengan melihat capacitor yang digunakan pada hardware tersebut. Apakah hardware tersebut menggunakan solid capacitor (baik seluruhnya ataupun sebagian). Teramat-sangat mudah untuk membedakan bentuk fisik sebuah solid capacitor dengan electrolytic capacitor biasa, berikut adalah foto dari masing-masing jenis capacitor tersebut:
Gambar disebelah kiri adalah sebuah solid capacitor yang memiliki body seluruhnya dari aluminium, sedangkan gambar disebelah kanan adalah sebuah electrolytic capacitor biasa yang hampir seluruh body nya dilapisi oleh plastik.
Secara prinsip kerja, sama saja antara solid capacitor dengan electrolytic capacitor, keduanya sama-sama menyimpan muatan arus ketika sedang tidak diperlukan dan melepaskannya begitu diperlukan. Perbedaan utama, adalah pada solid capacitor berisi sejumlah organic polymer padat, sedangkan electrolytic capacitor biasa hanya berisikan cairan electrolit yang umum digunakan pada capacitor electrolyte, oleh karena itu kedua capacitor itu diberi nama sesuai dengan apa yang ada didalamnya.
Lalu bagaimana hal ini dapat mempengaruhi performa dari capacitor itu?
• Solid capacitor diklaim memiliki masa pakai enam kali lebih lama dari electrolytic capacitor.
Untuk masa pakai, produsen solid capacitor mengklaim bahwa capacitor ini memiliki masa pakai (umur) yang jauh lebih lama dibanding dengan electrolytic capacitor biasa, terutama jika suhu capacitor saat bekerja dijaga serendah mungkin. Pada tabel dibawah ini, seiring dengan penurunan suhu saat capacitor bekerja, masa pakai capacitor itu akan bertambah lama. Pada suhu 65°C, nilai rata-rata masa pakai untuk sebuah solid capacitor adalah lebih dari enam kali lipat masa pakai electrolytic capacitor biasa. Untuk penggunaan nyata (real life operation), nilai ini masa pakai solid capacitor adalah setara dengan 23 tahun! Sementara electrolytic capacitor hanya bertahan selama 3 tahun saja. Meskipun pada kenyataanya tidak seorangpun yang menggunakan hardware mereka selama 23 tahun ataupun mengganti hardware mereka selama 23 tahun sekali, tapi penekanannya disini adalah solid capacitor memiliki keunggulan tersendiri dalam masa pakainya.
• Solid capacitor memiliki nilai ketahanan yang tinggi baik dalam frekuensi tinggi maupun pada temperatur tinggi.
Solid capacitor memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi dibanding dengan electrolytic capacitor biasa tidak hanya pada penggunaanya pada frekuensi tinggi, tapi juga ketahanannya terhadap suhu tinggi maupun terhadap arus tinggi. Untuk lebih jelasnya, pertama kita harus mengerti dulu arti dari “toleransi tinggi terhadap frekuensi tinggi”. Untuk memahaminya, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan “impedansi”. Impedansi adalah ukuran nilai tahanan suatu komponen terhadap arus yang melaluinya dan ukuran nilainya adalah ohm (Ω). Secara umumnya untuk menjelaskan apa itu impedansi adalah seberapa besar sirkuit (dalam hal ini adalah capacitor) menghambat laju arus listrik. Semakin kecil nilai impedansi, maka semakin baik. Impedansi semakin kecil juga berarti semakin kecil pula disipasi panas dari komponen tersebut.
Diagram diatas memperlihatkan bahwa solid capacitor pada dasarnya mampu untuk menjaga impedansi tetap rendah walau pada frekuensi tinggi. Karena hanya terdapat nilai impedansi yang kecil, maka solid capacitor lebih stabil dan memiliki disipasi panas yang lebih rendah dibanding dengan electrolytic capacitor.
Solid capacitor juga memiliki kapasitansi yang relatif stabil dan sedikit sekali terpengaruh oleh perubahan temperatur. Sebagaimana ditunjukkan oleh grafik berikut, walaupun berada pada temperatur ekstrim saat beroperasi, solid capacitor memiliki nilai kapasitansi yang relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan electrolytic capacitor.
Dengan kemampuannya untuk mentolelir frekuensi tinggi dan juga temperatur tinggi, solid capacitor tidak hanya memiliki masa pakai yang cukup lama, namun juga mampu untuk menjaga stabilitas dan performa yang jauh lebih baik dibanding dengan electrolytic capacitor.
• Tidak ada lagi kejadian kapasitor pecah atau bocor.
Beberapa waktu yang lalu, banyak dari kita mungkin mengalami masalah dengan electrolytic capacitor, entah itu pada motherboard, ataupun pada hardware lainnya. Pada kasus tertentu, capacitor ini mengeluarkan cairan elektrolit pada kedua kakinya, atau lebih dikenal dengan kapasitor bocor. Jelas, hal ini akan mempengaruhi performa secara signifikan, dan mungkin saja pada kasus seperti ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada hardware.
Banyak spekulasi teori yang menyatakan apa dan bagaimana hal itu bisa terjadi, apa yang menyebabkan kapasitor itu rusak. Salah satu teori yang umum kita dengar adalah akibat cairan elektrolit yang digunakan oleh produsen kapasitor untuk mengisi kapasitor tersebut yang menyebabkan hal itu terjadi. Meskipun begitu, telah banyak hal dilakukan untuk merubah komposisi kimia cairan elektrolit yang digunakan oleh pabrik namun tetap saja hal itu terjadi, bahkan kejadian ini bisa menimpa electrolytic capacitor yang berkualitas tinggi.
Ambil contoh, sebuah sistem yang berjalan selama 7 hari seminggu non-stop. Beban kerja berat yang tanpa henti dan penggunaan tanpa henti bisa menyebabkan kenaikan temperatur kapasitor, dan hal ini dapat mempercepat proses kebocoran pada electrolytic capacitor tersebut. Seperti yang disebutkan pada grafik diatas, sebuah electrolytic capacitor yang beroperasi pada suhu 85°C hanya memiliki masa pakai selama kurang lebih 8000 jam, dimana nilai ini setara dengan 11 bulan 3 hari atau kurang dari satu tahun.
Gambar diatas merupakan contoh dari electrolityc capacitor yang bocor dan pecah pada bagian bawahnya, akibat tidak sanggup untuk bertahan pada kondisi beban kerja berat dan temperatur tinggi. Karena solid capacitor tidak memiliki cairan apapun didalamnya, maka solid capacitor tidak akan mengalami kejadian bocor ataupun pecah. Dan satu hal lagi, kemampuan solid capacitor untuk beroperasi pada temperatur ekstrim dan daya tahannya terhadap beban kerja berat, membuat kapasitor ini cocok untuk digunakan pada kondisi beban kerja berat yang tanpa henti.
• Sehingga dapat disimpulkan bahwa solid capacitor memiliki:
Masa pakai yang lebih lama dibanging dengan electrolytic capacitor.
Meningkatkan stabilitas sistem.
Meningkatkan ketahanan sistem terhadap beban kerja berat tanpa henti.
Tidak ada lagi kejadian kapasitor bocor ataupun pecah.
Memiliki disipasi panas yang rendah.
Karena memiliki kelebihan dibanding electrolityc capacitor, maka hal ini akan disukai oleh para overclockers, karena secara keseluruhan akan meningkatkan kemampuan overclock suatu hardware.
Bantu like Fanspage My Ensyclopedia ya.....
Komentar
Posting Komentar